Diberdayakan oleh Blogger.

XII-PH SMKN 62

XII-PH SMKN 62
@Jati Jajar <3

Pengikut

it's me..

Senin, 16 Juni 2014

Diary



7 jun : 2 kali kena alergi bentol",periksa ke mantri, malah ngebuka aib. Gaboleh bnyak pikiran.

8 jun : pagi lancar, sore kena omelan si bos,kepikiran terus dh tuh.
gabisa nelfon kurnii, ada ayah pasti, cucian numpuk'a ampun deh.

9 jun : siaang msih baik, sore udah berantem.. Nelfon ke kakak'a dan suaminya >,< kakuu, Kurang ngerti krna logat'a.
akan ttep berusaha,aku gamau nyakitin kurni lagi..

10 jun : pagi lancar, alhamdulilah salmon oyako don'a bagus,msih grogi,
mamah masih tetep marah, tapi aku gabakal berhenti, harus ttep berusaha,
Sore kena omelan bos lagi gara" lupa g ngajarin bang ojak, malem nelfon mamah, msih marah juga, mudah"an besok udh engga.

11 jun : mamah udh rada ga marah,alhamdulilah ya :D.
Sampe rumah langsung nelfon mamah.

12 jun : Day off bangun rada siang,mau nelfon mamah tpi ayah lama berangkatnya.
Dari siang sampe malam telfonan teruuus.. Malem'a kena omelan ayah deh akhirnya, hadeuh.

13 jun :pagi" udh nelfon mamah,minta nambah lagi , hadeeuh. HP & jam ketinggalan.
Seperti biasa sampe YF maen bawel"an ama si bos :D.

14 Jun : bangun" bantuin ayah benerin antena demi piala dunia,, ga terasa sudah 5 bulaan sama kurni ku tercinta dan mamah marah" sperti biasa :D,
Alhamdulilah malming kali ini lancar.
Tengah malem stasiun mati lampu :D.

15 jun : lama" eneg juga liat FB'a mamah, cowo ituu slalu ada aja comment. Klo dibiilang cuma temen -_-,bilang aja seneng banget ada yg merhatiin, ada yg slalu muji", :D, udh tau suaminya sibuk.dasar wanita.
giliran suami'a, sama temen sekelas,malah sama tukang baju aja beuh curiga'a ampun dh.  ah tapi aku udh males rebut"an cewe gitu yg ada emosi, serahkan saja sama kurni'a gimana, Apa yg bakal dia lakuin?
Nyampe tempat kerjaa langsung suruh GC -_-. Orderan banyak banget, untung ada bang edi.

16 jun : nyampe rumah stengah 2 gara" kreta telat, gabisa tidur nonton boal smpe pagi, pagi"a cucian banyak -_-.
gabisa nelfon mamaah,BT banget paketnya eror, aku tau pasti dsana dia marah". Tapii aku curiga sepertinya ada disembunyikan darinya hmmm.

(Sesi curhat : sempat tercambuk oleh kesuksesan bang subak diluar negri sana, karna dia juga yg bkin gua berada dijalur perhotelan. Dia sudah keliling dunia, apa aku mampu? Aaa aku coba saja nanti aku juga pasti bisa, tapii bagaimana dengan kurni orang yg paling aku sayang? Apa dia bakal tahan?

Kata bang subak : "lo jalan aja terus meniti karir smpe tercapai yg lo mao. Cewe? Hrusnya cewe yg ngikutin lo, bukan sebalik'a, kalo jdoh g kmna kan? Lo cowo men, yaelah kaya lo mah gampang cri cewe, tinggal dana'a aja men, mkanya fokus karir dulu"

Huuh, lagi" kendala ada di uang -_-.

Tapii aku sadaar akan sesuatu, jangan takut , bhkan kaka'a kurnipun bilang "kamu tu gaboleh lemah, klo gitu terus kamu nanti di injak" terus sama kurni")Tapi tetap, intinya kau sasyang sama kurni.

Jumat, 08 November 2013

Ketika Lagi Jerawatan


Doni: Kenapa gw bisa jerawatan begini? Kyknya gw harus maskeran dlu terus facial dll ! *Nyalain mobil langsung ke tmpat perawatan muka *

Lambok: OMG!!! Kenapa gw jdi jerawatan begini??? Nanti bisa" gw malu depan cowo" *sambil ngaca*

Alis: YoYoYo , jerawatan bukan masalah buat gw! Jerawatan bisa disembuhin tpi sakit hati susah disembuhin Yo! *sambil ngerap*

Yanto: Kapan gw jerawatan?? *-_-" mikir keras !!*

Rendy: Gw sedih !!!
Gw galau!!! Kenapa gw bisa jerawatan !! Aduhh sakit,tapi "I Believe" *segera perawatan*

Fakhry: Masa bodo ah! Dripada pusing mikirin jerawat mending gw baca majalah cewe sexy XD *pikiran kotor mulai bangkit -__-"*

Iky: Aithhhh , kenapa bisa gw jerawatan? Perathaan
gw thelalu cuci muka thampe 5× thehari ! *sambil ngaca*

Fauzy: Gimana nih ya biar jerawat gw tuntas seketika? Ahaaa! Gw tau! --> 10 menit kemudian *otw ke klinik
fuyunghai*

Emil: Gw rasa dengan makan bakpao jerawat bisa sembuh *sambil makan bakpao*

Fajar: Pengen gw tendang jga nih jerawat!! -___-"

Alifio: Tenang!! Asalkan ada duit , jerawat pasti bisa hilang ! *AlifioLangKaya*

Robby: Gw masak jga nih jerawat! !! Jengkelll gw ! *-_-"*

Kamis, 24 Oktober 2013

Hear Me Please!!!

V Happy Reading V 

*** 
Lihatlah dirimu 
Kau cantik, menawan, dan menarik 
Hatimu baik dan hangat 
Wajar kalau aku jatuh hati padamu 
Tapi lihat lagi 
Kau telalu polos 
Terlalu percaya pada hal yang tak mungkin 
Dan aku benci itu 


*** 
Kenalkan aku Rizky Dwi Yulistiawan, atau kalian bisa  memanggilku dengan nama Alis. Aku ingin bercerita sebuah cerita yang menurutku ini lumayan menyiksaku. Yeah, ini adalah cerita cintaku pada seorang wanita yang sampai saat ini masih belum mengenalku. 

Mungkin dia mengetahui nama panggilanku, tapi aku yakin dia tak kenal nama asliku. Dia mengenalku hanya sebatas tahu kalau aku adalah chingu dari oppanya dan sahabat dari pria yang dia gilai. 

Harum, itu nama wanita yang sudah mengganggu tidurku sejak tiga tahun lalu. Dia adalah mimpi indahku tapi juga mimpi buruk untukku. Wanita yang sudah 
membuat aku menahan cintaku dan tak berani mengenalnya lebih jauh hanya kerana aku tahu dia menyukai sahabatku. 
Yeah, Robby. 

Sahabatku yang aku akui dia itu tampan dan bisa di bilang seperti pangeran dalam negri dongeng. Banyak wanita yang mengagumi dia, dan termasuk Harum. Dia sangat memuja seorang Robby, 
si pangeran dingin yang hanya akan tersenyum pada orang yang akrab dengannya. 

Tapi menurutku Harum bodoh, kenapa dia masih terus saja memeperhatikan namja yang bahkan tidak menghiraukannya itu. Aku kenal baik siapa itu Robby dan aku tahu kalau dia tak pernah memperdulikan Harum yang selama ini terus memperhatikannnya dengan mata sendu. Berharap kalau dia bisa memiliki Robby. 

Tapi mungkin aku lebih bodoh dari Harum. Bisa- bisanya aku jatuh hati pada wanita bodoh yang hanya 
memandang pada satu titik yang di bernama Robby. Namun aku senang, aku senang bisa menyukai wanita yang menurutku menarik itu. 

Dan aku berharap suatu saat nanti aku bisa dekat dengannya. 

*** 
Aku bingung dengan ini 
Bagaimana bisa aku jatuh hati padamu 
Sedangkan aku membenci sifat jelekmu 


*** 

Aku berjalan keluar kelas setelah bel tanda pulang di bunyikan. Hahh!! Membosankan, selalu saja seperti ini 
setiap harinya. Aku ingin rutinitas yang berbeda. Aku berjalan gontai di lapangan sempat kudengar beberapa mahasiswi perempuan berbisik menyebut-nyebut 
namaku dan Robby. Pasti mereka sedang 
membandingkan kami lagi. Bukannya aku sombong, tapi ini benar adanya. Aku ini adalah namja tertampan nomor dua di kampusku. Jangan tanya siapa nomor 
satunya, karena jawabannya pasti si pangeran dingin itu, siapa lagi kalau bukan Robby. 

Haha.. Mungkin aku kalah dari Robby karena warna kulitku yang jauh lebih gelap jika di bandingkan dengan 
kulit susu miliknya. Menurutku itu hal yang biasa, tak sedikitpun menyakitkan. Yang menyakitkan adalah aku kalah karena tak bisa mendapatkan wanita yang aku sukai. Harum.

Langkahku terhenti ketika aku lihat Harum dan Alis yang sedang berbicara, aku tak tahu apa yang mereka bicarakan. Jarakku dan mereka lumayan jauh saat ini, tapi aku masih bisa melihat kalau Harum memberikan sebuah bungkusan pada Robby. Apa isianya? Aku penasaran. 

Setelah itu Robby pergi meninggalkan Harum. Aku berlari mengejar langkah sahabatku. 

“Robby!” Teriakku. Dia menoleh dan tersenyum. Haha.. Kadang aku merasa lucu saat dia tersenyum. Dia itu terkenal dingin dan pelit dengan senyum, tapi saat denganku dia mau tersenyum, apalagi saat dengan Yanto. Kakak angkatnya yang di temukan di Prancis. 

“Kita pulang bareng,” kataku dan dia hanya mengangguk. 

Saat berjalan aku sibuk menebak nebak apa isi bungkusan yang tadi Harum berikan pada Robby? Bekal? Tidak mungkin. Hadiah? Kurasa Baekhee tidak 
akan melakukan itu? Lalu apa? 

Akhirnya karena penasaran kucoba untuk bertanya padanya. “Eh by, tadi kulihat kau dengan Harum,” kataku memulai. 

“Iya, dia memberikan titipan dari Fauzy,” bahkan sebelum aku bertanya dia sudah tahu apa tujuanku. Tak salah kalau kubilang dia itu cerdas. 

“Apa isinya? Tumben Ozy menitipkanya pada Harum, biasanya dia lebih memilih untuk mengantarnya sendiri,” aku berkata lagi sambil melirik pada sahabatku itu. 

“Mungkin bajuku yang pernah dipinjamnya, aku menyuruh dia untuk mengembalikan itu karena mau aku pakai nanti sore untuk pergi dengan Yanto. Dan katanya hari ini dia pulang sore, mungkin itu sebabnya dia menitipkannya pada Harum,” aku bulatkan mulutku 
menyuarakan satu kata “Oh,”. 

*** 
Hei gadis, 
Lihat lah kemari 
Aku berdiri di sini dan terus berdiri 
Berharap kau menemukan aku 
Dan berjalan mendekatiku 
Tapi gadis, ternyata kau buta 
Kau melewati aku dan berjalan menuju dia 
Dia yang bahkan terus berlari menjauhimu 
Dia yang bahkan tak memperdulikanmu 

*** 
Hari minggu ini Fauzy menyuruh kami datang ke rumahnya untuk membahas lagu yang mau kami coba dijadikan demo rekaman. Semoga saja bisa untuk 
membawa kami pada dunia yang kami inginkan. Yeah, dunia gemilau para artis. 

Sampai di sana ternyata couplenya Fauzy 
sudah datang duluan. Haha.. Mungkin mereka ingin berduaan sebentar sebelum ada yang datang. Tidak lama setelahku, Robby dan Yanto datang. 

“Haruum, ambilkan minum untuk temanku!” Teriak Fauzy dan sempat membuatku kaget. Dia itu, mentang-mentang suaranya bagus jadi dia harus 
berteriak seperti itu. Padahalkan posisi Harum saat ini dekat. Dasar berlebihan. 

“Iya kak,” kudengar Harum menyahuti, tapi dia tidak berteriak seperti oppanya yang tadi. Tidak lama Harum datang dengan nampan yang penuh berisi 5 gelas sirup dan beberapa camilan. Kuperhatikan dia sempat melirik melihat pangerannya yang sedang serius dengan lirik yang dia baca. 

Saat hendak pergi aku tahan dia. “Gabung saja di sini,” ucaku sambil menepuk sofa di sebelahku yang kebetulan kosong. Dia diam melihat Fauzy. 

“Duduklah, ikut gabung dengan kami saja, siapa tahu nanti kau bisa jadi bagian dari band kami,” Yanto 
ikut berbicara menyuruh. 

“Sudahlah rum, duduk saja,” Doni juga menyuruhnya ikut gabung, begitu juga Kakaknya yang mengangguk dan memberikan isyarat agar dia duduk di sampingku. 

“Baiklah,” dia duduk di sampingku. 

Uhh!! Jantungku. Kenapa bisa berdebar seperti ini sih? Apa ada yang salah? Oh, ayolah Alis, dia hanya duduk di sampingmu, kenapa jantungmu berdebar 
berlebihan seperti itu. 

*** 
Gadis, aku bersyukur bisa mengenal orang terdekatmu 
Karena dengan begitu 
Aku bisa tahu tentangmu 
Tapi aku menyesal gadis 
Menyesal karena aku tak mengenalmu 
Karena aku tak bisa dekat denganmu 
Dan karena hanya dia yang kau lihat 


*** 
Hari ini lagi-lagi Fauzy menyuruh kami 
datang ke rumahnya. Kenapa harus rumahnya lagi? Tak tahukah dia aku selalu berdebar saat melihat adiknya. Tapi aku tidak percaya kalau dia tak tahu hal itu. Pasalnya aku pernah terang-terangan mengakui kalau aku suka pada Harum. 

Aku sampai lebih dulu karena Fauzy 
menyuruhku. Tadinya aku mau pulang bersama dengan sahabatku, dan rivalku. Yeah, Robby, memang mau siapa lagi? Tidak mungkin Yanto. Wah, aku sudah menghancurkan rekor Doni rupanya. Karena biasanya kalau datang ke rumah 
Fauzy pasti dia yang pertama datang. 

Setelah mengganti bajuku dengan baju rumah milik Fauzy aku duduk di samping dia. 

“Lis aku mau minta bantuanmu? Boleh?” Dia bertanya padaku. Aku diam sebentar dan kemudian mengangguk. 

“Minta bantuan apa kak? Kalau bisa akan aku bantu,” jawabku dan dia terseyum. 
Sepertinya dia puas dengan jawabanku yang menurutku biasa saja. 

“Kau pasti bisa melakukannya, ini ada hubungannya dengan Harum..” Dia menceritakan semuanya yang dia bilang sudah dia rencanakan. Dia menyuruhku untuk mendekati Harum dan setelah 
lumayan dekat dia menyuruhku untuk mengungkapkan perasaanku. Aku sih, senang-senang saja melakukan itu jadi beberapa kali aku tersenyum saat dia mengatakan kalau aku pasti bisa. 

Ya! Semua orang pasti senang kalau di suruh untuk mendekati wanita cantik, manis, menarik, dan baik hati yang dia sukai apalagi yang menyuruh itu adalah kakak dari wanita itu sendiri. Jadi wajar kalau aku senang. 

“Kau bisa?” Aku berpikir sejenak. Eump, ini tak ada salahnya juga bukan? Menguntungkan malah. 

“Yap, akan aku usahakan kak..” 

“Jadi?” 

“Ini bukan permainan kak, nanti kalau aku sudah jadi dengan Harum, kau tidak akan memaksanya untuk putus dariku kan??” Ucapku mencegah hal yang tidak 
aku inginkan. Enak saja dia, nanti kalau Harum sudah bisa lepas dari Robby dan meyuruhku untuk putus. 

Dia anggukan kepalanya sebagai jawaban dan aku tersenyum senang. Tak lama Doni dan Yanto datang. Aku dan Fauzy sudah berjanji kalau ini hanyalah rahasia kami, gagal atau berhasil ini tetap rahasia. 

*** 
Coba kau bayangkan gadis, 
Bayangkan rasanya menjadi aku 
Jadi seseorang yang hanya bisa mengagumi 
Dan menahan cinta ini 


*** 
Urusan band kami sudah selesai sekitar setengah jam 
yang yang lalu, dan sejak saat itu Fauzy baru sadar kalau Harum belum pulang. Ihh!! Kakak ku yang satu ini, kak macam apa dia sampai bisa baru sadar kalau adiknya belum pulang? 

“Kai kau yakin tadi tidak melihat Harum? Mungkin kau lupa?” Dia bertanya lagi. Jika kuhitung ini sudah yang kesepuluh dia menanyakan itu dalam kurun waktu 
setengah jam. Itu berarti setiap tiga menit dia bertanya pertanyaan itu. 

“Tidak kak, aku tidak bertemu dengannya. Apa dia tidak mengirim pesan padamu?” Jawabanku selalu berubah, 
tidak seperti dia yang bertanya pertanyaan yang sama sepuluh kali. 

Aku juga jadi merasa tak enak. Apa terjadi sesuatu dengan Harum, haruskah aku kembali ke kampus untuk memastikannya?? 

Aku baru hendak bangun dari dudukku mau kembali ke kampus, tapi tiba-tiba pintu dibuka dan seorang wanita yang dalam keadaan mengenaskan masuk. Dia menangis sambil memegang rambut yang sepertinya adalah rambut dia, karena saat ini rambutnya terlihat berantakan sekali. Ah!! Itu Harum. 

“Harum, apa yang terjadi?” Tanya Fauzy 
sesaat setelah Harum melepas sepatunya. 

Wanita itu langsung memeluk kakaknya dan menangis dalam pelukannya. Ugh!! Dadaku sesak melihatnya seperti itu. Aku ini pria macam apa yang tidak bisa 
melindungi wanita yang aku sukai bahkan aku cintai hampir 3 tahun ini?? 

Ini salahku juga, coba tadi aku pulang bersamanya. Kau bodoh Aliis. Sungguh mengesalkan. Lihat dia seperti itu juga karena kesalahanmu. Karena kau tak 
bisa menjaganya. 

Baekhyun hyung menyuruh Harum untuk masuk kamar dan mengganti bajunya. Setelah itu dia masuk bersama aku dan Doni dan Yanto. Kami introgasi 
Wanita cantik nan manis itu. 

Dia ceritakan semuanya dari awal Akira, si wanita tercantik seantero kampus yang mengundangnya untuk bertemu hingga berakhir pada tindakan pembullyan 
yang dia alami. Ahh!! Menyebalkan, ini semua hanya karena seorang Robby, yang bahkan tak perduli padanya. Ditambah lagi Akira,wanita sial itu, beraninya dia melukai wanita yang aku cintai. Akan kuberi dia pelajaran yang bisa membungkam mulut baunya itu. 

Jangan dikira karena dia wanita, cantik, kaya dan anak orang penting di Negara dia seenak jidadnya membully orang. Lihat saja kau Akira, akan aku buat kau 
merasakan apa yang Baekhee rasakan. 

“Berhenti memperhatikan Robby,” tiba-tiba Fauzy berkata tegas pada Harum yang sampai saat ini masih terisak. Aish, kak apa yang kau lakukan? Kenapa nada bicaramu itu kasar sekali? 

“Aku tidak mau kak,” jawab Harum masih sambil terisak. Wanita bodoh ini juga sama saja, kenapa dia malah menolak? Apa dia ingin lebih sakit dari ini lagi? 

“Aku bilang berhenti ya berhenti!!” Fauzy 
kembali berucap tegas, atau tepatnya dia membentak adiknya itu, dan membuat Harum diam, mungkin 
dia takut. 

“Kak, jangan berteriak padanya!” Aku sudah tidak tahan. Enak saja dia berteriak padanya, jadi kuputuskan untuk membela Harum. Marah sih boleh kak, tapi lihat kondisi dong. 

Kutepuk pelan pundak wanita cantik itu, berharap dia bisa lebih tenang dan merasa baikan. Rasanya hangat, sangat hangat saat bisa dekat dengan wanita ini. Itulah yang aku suka. Dia membuat aku nyaman. 

Fauzy berlutut di hadapan Harum, dia raih tangannya dan diusap lembut tangan putih milik Harum. “Maafkan kak rum, kakak tidak bermaksud seperti itu. Kakak hanya tidak ingin kau begini lagi.” 
Ucap Fauzy menjelaskan setelah itu dia 
peluk saengnya, pelukan erat dari seorang kakak untuk adiknya. 

“Aku tidak bisa kak, aku tidak bisa berhenti memperhatikannya,” ucap Harum masih dalam tangisannya yang memilukan itu. 

Dadaku rasanya sesak sekali saat mendengarnya terisak, apa lagi kalau aku ingat yang membuat dia seperti ini adalah namja bernama Robby, 
sahabatku, dan rivalku dalam hal wanita ini. 

“Kakak mengerti. Tapi kakak juga tidak ingin kau diperlakukan seperti ini lagi,” Fauz melesap pelukanya dan menatap adiknya. 

“Harum, bukan maksudku ikut campur, tapi aku tahu bagaimana sifat Robby, jadi saran dariku lebih baik kau belajar untuk berhenti memperhatikan Robby, dia tidak akan semudah itu didapatkan,” Yanto akhirnya angkat bicara. Teruslah kak, buat dia sadar kalau Robby bukan yang terbaik untuknya. 

Harum terdiam. Aku berharap dia akan memberikan jawaban kalau dia akan berhenti memperhatikan Robby si pangeran, tapi ternyata dia malah menggelengkan kepalanya. Aku menghela nafas berat dan bersamaan dengan Fauzy juga dua orang lain yang ada 
dalam ruangan ini. 

“Baiklah, teruskan saja kau memperhatikan Robby, tapi kakak tidak akan mengizinkanmu melakukan hal itu 
lagi kalau kejadian seperti ini terulang, dan sebagai gantinya kau harus terus bersama Alis,” Harum mengangguk setuju. Dan lagi dia berpeluk dengan 
Kakaknya. 

Jadi mulai, besok aku akan terus bersama dengan dia bukan?? Akhirnya aku punya kesempatan juga untuk 
dekat dengannya. 

*** 
Gadis, bisakah kau menolongku? 
Aku hanya ini kau membuka matamu 
Melihat aku yang sekarang ada di depanmu 
Mau mencoba menerimaku 
Dan mau terus bersamaku 


*** 
Pagi ini aku berangkat ngampus memutar karena harus menjemput Harum dulu. Seperti kesepakatanku dan Fauzy, aku harus menjaga Harum dan mencoba dekat dengannya. 

“Pagi ruuum,” sapaku ramah pada wanita cantik yang kini sudah tidak lagi berambut panjang. 

Rambutnya sudah dipotong pendek sebahu oleh Doni kemarin. Haha.. Anak bandku juga ada yang merangkap jadi hairstylist sekarang. 

“Eh aliis,” dia membalas sapaanku dengan 
tersenyum lembut. Cantiknya dia.. 

“Kau sudah mengenalku?” Aku bertanya karena baru bertemu beberapa hari ini. Aku dan dia berjalan berdampingan menuju kampus sekarang. 
“Tentu saja, kau kan sahabat Fauzy, bagaimana aku tidak mengenalmu. Kau juga teman satu kampus, pria tertampan ke dua setelah Robby,” wah!! lumayan 
juga pengetahuannya tentangku. Tapi aku yakin pertanyaan selanjutnya dia tidak bisa menjawabnya. 

“Kalau begitu kau tahu siapa nama asliku?” Dia diam, benarkan aku? Dia tidak tahu nama asliku siapa. Ini mengenaskan sekali. 

“Maaf, aku tidak tahu,” jawabnya dengan nada menyesal yang aku duga itu tulus. 

“Tidak apa, bukan hanya kau yang tidak tahu nama asliku, banyak juga teman kita yang hanya tahu kalau namaku itu Alis,” ucapku dengan senyum miris yang 
terpasang jelas di wajahku. 

Dia diam. Ini jadi sedikit canggung. Tidak asik. 

“Kalau begitu boleh aku memperkenalkan siapa aku tuan putri?” Tanyaku sambil berlaga gaya seorang bangsawan Eropa dan membuat dia berhenti berjalan 
karena aku berdiri di depannya sekarang. 

Dia tersenyum. Ahh!! Akhirnya. 

“Perkenalkan aku ksatria dari negri antah-brantah, namaku Rizky Dwi Yulistiawanz tapi kau bisa panggil aku Alis” Dia tersenyum setelah aku menundukan kepala masih dengan gaya bangsawan Eropa. 

“Ouh, perkenalkan aku putri Harum, adik dari pangeran imut bernama Fauzy. Salam kenal ksatria Alis.” Dia membalas dengan gaya yang tidak beda jauh dariku. Setelah itu dia tersenyum lagi. 

Senangnya melihat dia tersenyum. Apa lagi senyum itu untukku dan karena aku. Aku kembali berjalan di sampingnya. Langkah kakiku dan dia kini kompak 
melangkah menuju kampus kami yang jaraknya lumayan jauh juga. Apalagi aku harus memutar arah karena 
menjemput Harum. 

“Eump, Alis?” Ku alihkan pandanganku pada Harum yang bergumam memanggil namaku. 

“Ya?” 

“Kenapa kau mau disuruh seperti ini oleh kak Fauzy?” Pandangannya masih lurus ke depan saat ini. 

“Seperti ini?” Aku berkata dengan nada bertanya. Jujur saja aku bingung maksudnya. 

“Ya, kenapa kau mau menjemputku seperti ini, kau jadi harus memutar arah dan mungkin jadi harus bangun lebih pagi bukan?” Jawabnya itu karena aku ingin melindungimu. Tapi aku tidak mungkin mengatakan itu sekarang, ini terlalu cepat. Jadi aku hanya tersenyum. 

“Karena aku sudah berjanji pada Kak Fauzy,” aku menjawab jujur, tanpa ada dusta. Toh nyatanya aku memang sudah berjanji pada Fauzy kemarin. 

“Maaf kalau aku merepotkan, tapi kalau kau tidak mau melakukan ini aku akan terima, besok kau tak perlu menjemputku lagi,” kini dia berjalan sambil menunduk. 

“Ti..tidak apa apa, aku melakukan ini dengan senang hati rum, jadi kau tenang saja.” 

“Sungguh?” Dia seolah sedang bertanya memastikan dengan nada yang seolah sedang mencurigai aku. Ah!! Aku bingung menggambarkannya, pokoknya seperti 
itulah. 

“Eng, ke.. kenapa? Kau tak suka aku berada di dekatmu?” Rasanya gelagapan juga saat dia bertanya seperti tadi. 
Dia diam lagi, kenapa dia lebih sering diam sih? Apa aku ini membosankan ya?? 

“Harum,” aku panggil namanya dan membuatnya mendongak melihat aku yang jauh lebih tinggi darinya. 

“Kau mau berteman denganku? Ah, ani bersahabat denganku maksudku? Kau mau?” Dia diam lagi? Ya!! 
Pria ini, ada apa dengannya sih? Kenapa diam terus. 

“Kau tidak mau?” Tanyaku memastikan kerena sudah menunggu lama tapi yeoja ini tak kunjung menjawab juga. 

“Aku mau, sangat mau.” Ucapnya antusias. Mendadak ekspresinya berubah lagi. 

“Kenapa?” 

“Apa kau mau bersahabat dengan wanita seperti aku?” 

Aku terkekeh mendengar pertanyaannya barusan. Wanita ini polos sekali sih dan bodoh juga. Sudah jelas tadi aku yang menawari berteman, tentu aku pasti 
mau. 

“Tentu saja, aku sudah memimpikan itu semalam. Aku ingin punya sahabat wanita cantik sepertimu, pasti seru rasanya,” jawabku masih dengan terkekeh penuh arti. 

“Kalau begitu, mulai saat ini kita bersahabat. Dan seorang sahabat tidak boleh berbohong pada sahabatnya apa lagi menyembunyikan sesuatu dari sahabatnya. Jadi berjanjilah kau akan jujur padaku. Janji?” Aku angkat jari kelingkingku. 

Dia kaitkan kelingkingnya dan menempelkan ibu jari kami. Sambil tersenyum dia berkata “yaa aku berjanji,” aku jadi ikut tersenyum sekarang. Syukurlah pendekatan pertama berhasil. 

Kau harus tepati janjimu itu kak Fauzy, kau tak boleh menyembunyikan apapun dariku termasuk perasaanmu pada Robby dan semuanya yang pantas aku ketahui sebagai seorang sahabat. Dan aku juga akan menepati janjiku yang akan terus menjagamu dan melindungimu agar tak ada lagi kejadian seperti kemarin. 

Kau dan Robby, adalah sahabatku. Tapi kau juga wanita yang aku cintai. 

*** 
Aku janji gadis 
Aku akan terus menjagamu 
Akan aku tapati janjiku padanya 
Yang akan terus melindungimu 
Tak akan aku biarkan kau sakit 
Dan tak akan aku biarkan dia menyakitimu 
Sekalipun dia adalah sahabatku 
Tak akan pernah 
Tapi lihatlah aku 

THE END